Kesetimbangan kimia adalah keadaan
reaksi bolak-balik dimana laju reaksi reaktan dan produk sama dan konsentrasi
keduanya tetap. Kesetimbangan kimia hanya terjadi pada reaksi bolak-balik
dimana laju terbentuknya reaktan sama dengan laju terbentuknya produk. Reaksi
akan terjadi terus menerus secara mikroskopis sehingga disebut kesetimbangan
dinamis.
- JENIS REAKSI KIMIA BERDASARKAN ARAHNYA:
Reaksi
Reversible: Reaksi yang berjalan bolak – balik, dan berjalan terus - menerus
Reaksi
Ireversible: Reaksi yang hanya berjalan searah dan hanya terjadi satu kali
- CIRI-CIRI KEADAAN SETIMBANG
Ciri-ciri
keadaan suatu reaksi bolak-balik dikatan setimbang sebagai berikut:
1. Terjadi
dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap.
2. Reaksinya
berlangsung terus-menerus (reversible) dalam dua arah yang berlawanan.
3. Laju
reaksi ke reaktan sama dengan laju reaksi ke produk.
4. Konsentrasi
produk dan reaktan tetap.
5. Terjadi
secara mikroskopis pada tingkat partikel zat.
- FAKTOR PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA:
Pergeseran
kesetimbangan dipengaruhi beberapa factor diantaranya Konsentrasi zat, Volume,
Tekanan, Suhu
Konsentrasi Zat:
Jika
konsentrasi salah satu zat ditambah, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser
dari arah (menjauhi) zat yang ditambah konsentrasinya.
Contoh : Pada persamaan reaksi berikut.
N2(g)+ 3H2(g) <==> 2NH3(g) H = -92 kJ
Apabila
konsentrasi N2 ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kanan,
karena bila konsentrasi zat ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser
dari arah yang ditambah konsentrasinya.
Suhu:
Apabila temperatur
sistem dinaikkan maka reaksi kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang
membutuhkan kalor (endoterm).
Apabila
temperatur sistem dikurangi maka rekasi kesetimbangan akan bergeser ke arah zat
yang melepaskan kalor (eksoterm).
Contoh : Pada persamaan reaksi
[A] + [B] <==> [C] H = -X
[C]
merupakan reaksi eksoterm (melepaskan kalor) dan [A] + [B] merupakan reaksi
endoterm (membutuhkan kalor).
Apabila
temperatur dinaikkan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri karena
jika temperatur sistem dinaikkan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
arah reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm).
Volume dan Tekanan:
Apabila
tekanan pada sistem ditambah/volume diperkecil maka reaksi kesetimbangan akan
bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih kecil. Sifat volume dan tekanan
dalam kesetimbangan adalah bertolak belakang.
Contoh
: Pada persamaan reaksi berikut
N2(g)+ 3H2(g) <==> 2NH3(g) H = -92 kJ
Jumlah
mol reaktan = 1 + 3 = 4
Jumlah
mol produk = 2
Apabila
tekanan pada sistem ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kanan,
karena jika tekanan ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah
jumlah molekul yang lebih kecil yakni 2.
Kesetimbangan Homogen
Reaksi
Kesetimbangan Homogen merupakan reaksi kesetimbangan dimana semua fasa senyawa
yang bereaksi sama. Contoh :
1. N2(g)
+ 3H2(g) D 2NH3(g)
2. H2O(aq) D H+(aq) + OH-(aq)
3.
CH3COOH(aq) D CH3COO-(aq) + H+(aq)
Kesetimbangan Heterogen
Reaksi
Kesetimbangan Heterogen adalah reaksi kesetimbangan dimana fasa reaktan dan
produk memiliki fasa yang berbeda. Contoh:
1.
CaCO3(s) D CaO(s)
+ CO3(g)
2.
Ag2CrO4(s) D Ag2+(aq)
+ CrO42-(aq)
3. 2
C(s) + O2(g) D 2CO(g)
- MENENTUKAN KONSTANTA KESETIMBANGAN
BERDASARKAN KONSENTRASI DAN TEKANAN
Berdasarkan Konsentrasi (Kc)
Rumus
tetapan kesetimbangan KC secara garis besar merupakan
perbandingan (hasil bagi) antara konsentrasi molar ([ ]) zat-zat ruas kanan dengan konsentrasi molar zat ruas kiri
yang dipangkatkan dengan koefisiennya.
Karena fasa padat (s) dan cair (l) tidak memiliki konsentrasi, maka kedua fasa
ini tidak dilibatkan dalam rumus tetapan kesetimbangan KC (diberi
nilai=1).
Perlu diingat:
tanda kurung siku ([ ])
merupakan simbol untuk konsentrasi molar zat.
Berdasarkan Tekanan (Kp)
Tetapan Kesetimbangan Parsial
Tetapan
kesetimbangan parsial adalah perbandingan dari hasil kali tekanan pasrsial
produk berpangkat kofisiennya masing-masing dengan tekanan
pasrsial reaktan berpangkat kofisiennya masing-masing. Tetapan
kestimbangan parsial disimbolkan "Kp".
Ket
:
p = tekanan parsial
Ket :
pX = tekanan parsial yang dicari
nX = mol dari zat yang dicari tekanan parsialnya
En = total mol sistem
Ep = total tekanan parsial sistem