pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark
Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti
makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan
mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang
lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada
pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya
ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang
berarti "logaritma negatif".
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C
ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut
bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat
basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait
dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi,
kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi.
Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun
dalam frekuensi yang lebih rendah.
MENGHITUNG PH
Untuk
air murni pada temperatur 25 °C :
[H+]
= [OH-] = 10-7 mol/L
Sehingga
pH air murni = – log 10-7 = 7.
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral
Jika
pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika
pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada
temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14
A. Asam Kuat
Disebut
asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Untuk menyatakan derajat keasamannya,
dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.
pH =
-log[H+]
B. Asam Lemah
Disebut
asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan
besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asam
lemahnya (seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat keasaman dilakukan
dengan menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan rumus :
[H+] = √Ca.Ka ,pH = -log[H+]
di
mana, Ca = konsentrasi asam lemah
Ka
= tetapan ionisasi asam lemah
C. Basa Kuat
Disebut
basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai
pOH dari konsentrasi basanya.
pOH = -log[OH-], pH = 14 – pOH
D. Basa lemah
Disebut
basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠
1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya
konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya
(seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan menggunakan rumus
:
[OH-] = √Cb.Kb, pOH = -log[OH-], pH = 14 - pOH
di
mana, Cb = konsentrasi basa lemah
Kb
= tetapan ionisasi basa lemah