Menurut mekanika gelombang, setiap tingkat energi dalam atom diasosiasikan
dengan satu atau lebih orbital. Untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi,
bentuk, serta orientasi) suatu orbital menggunakan tiga bilangan kuantum, yaitu
bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum
magnetik (ml atau m) (James E. Brady,
- BILANGAN KUANTUM UTAMA (n)
Bilangan kuantum utama (primer) digunakan untuk menyatakan tingkat
energi utama yang dimiliki oleh elektron dalam sebuah atom. Bilangan kuantum
utama tidak pernah bernilai nol.
Kulit
|
K
|
L
|
M
|
N
|
Nilai n
|
1
|
2
|
3
|
4
|
- BILANGAN KUANTUM AZIMUT (l)
Bilangan kuantum azimut sering disebut bilangan kuantum anguler
(sudut). Energi sebuah elektron berhubungan dengan gerakan orbital yang
digambarkan dengan momentum sudut. Momentum sudut tersebut dikarakterisasi
menggunakan bilangan kuantum azimut. Bilangan azimut menyatakan bentuk suatu
orbital dengan simbol (l) "huruf L kecil". Bilangan
kuantum azimut juga berhubungan dengan jumlah subkulit. Nilai ini menggambarkan
subkulit yang dimana elektron berbeda. Untuk subkulit s,p,d,f bilangan
kuantum azimut berturut-turut adalah 0,1,2,3
Jenis
subkulit
|
Jumlah
orbital
|
Elektron
maksimum
|
Subkulit s
|
1 orbital
|
2 elektron
|
Subkulit p
|
3 orbital
|
6 elektron
|
Subkulit d
|
5 orbital
|
10 elektron
|
Subkulit f
|
7 orbital
|
14 elektron
|
- BILANGAN KUANTUM MAGNETIK (m)
Bilangan kuantum magnetik menyatakan tingkah laku elektron dalam medan
magnet. Tidak adanya medan magnet luar membuat elektron atau orbital mempunyai
nilai n dan l yang sama tetapi berbeda m. Namun
dengan adanya medan magnet, nilai tersebut sedikit berubah. Hal ini dikarenakan
timbulnya interaksi antara medan magnet sendiri dengan medan magnet luar.
- BILANGAN KUANTUM SPIN (s)
Bilangan kuantum spin menyatakan momentum sudut suatu
partikel. Spin mempunyai simbol "s" atau sering
ditulis dengan ms (bilangan kuantum spin magnetik).
Suatu elektron dapat mempunyai bilangan kuantum spin s = +1/2
atau -1/2.
Nilai positif atau negatif dari spin
menyatakan spin atau rotasi partikel pada sumbu. Sebagai contoh, untuk
nilai s=+1/2 berarti berlawanan arah jarum jam (ke atas),
sedangkan s=-1/2 berarti searah jarum jam (ke bawah).
a. Asas / Prinsip Aufbau
Pada
uraian sebelumnya, telah diketahui bahwa elektron menempati kulit atom
berdasarkan tingkat energinya. Dengan demikian, pengisian elektron dimulai dari
tingkat energi terendah menuju tingkat energi yang lebih tinggi. Prinsip ini
dikenal dengan prinsip Aufbau. Keadaan ketika elektron mengisi kulit dengan
energi terendah disebut keadaan dasar (ground state). Urutan pengisian elektron
dapat kalian perhatikan pada Gambar berikut
Arah
anak panah menyatakan urutan pengisian orbital. Urutan orbital berdasarkan
tingkat energi mengacu pada urutan arah panah, yaitu 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, dan
seterusnya. Dari urutan tersebut terlihat bahwa tingkat energi 3d lebih besar
dibandingkan tingkat energi 4s. Jadi, setelah 3p penuh, elektron akan mengisi
subkulit 4s terlebih dahulu sebelum subkulit 3d.
Pada
saat pengisian elektron subkulit dengan tingkat energi terendah diisi penuh
terlebih dahulu, kemudian sisa elektron akan menempati subkulit dengan tingkat
energi lebih tinggi. Misalnya pada atom hidrogen, elektron terletak pada
subkulit 1s. Jadi orbital ini mempunyai tingkat energi paling rendah. Karena
atom hidrogen mempunyai 1 elektron maka kita tulis 1s1 untuk menunjukkan
konfigurasi elektron atom hidrogen.
b.
Kaidah / Aturan Hund
Frederick
Hund, 1927 (dikenal Hund) menyatakan bahwa elektron yang mengisi subkulit
dengan jumlah orbital lebih dari satu akan tersebar pada orbital yang mempunyai
kesamaan energi (equal-energy orbital) dengan arah putaran (spin) yang
sama.
Asas
ini dikemukakan berdasarkan penalaran bahwa energi tolak-menolak antara dua
elektron akan minimum jika jarak antara elektron berjauhan. Untuk lebih
memahaminya, perhatikan gambaran pengisian elektron pada orbital p.
Contoh
pengisian yang benar.
Contoh
pengisian yang salah.
Subkulit
yang mengandung orbital lebih dari 1 adalah p, d, dan f. Pengisian elektron
menurut aturan hund dimulai dengan mengisi satu elektron pada tiap-tiap orbital
dengan arah putaran (spin) yang sama. Setelah semua orbital terisi satu
elektron, elektron sisanya akan mengisi orbital dengan arah putaran (spin) yang
berlawanan, sehingga orbital terisi pasangan elektron. Perhatikan contoh di
bawah ini.
c.
Asas Larangan Pauli
Pauli
mengemukakan hipotesisnya yang menyatakan bahwa dalam satu atom tidak mungkin
dua elektron mempunyai keempat bilangan kuantum sama. Misal, 2 elektron akan
menempati subkulit 1s. Tiga bilangan kuantum pertama akan mempunyai nilai yang
sama (n = 1, l = 0, m = 0). Untuk itu bilangan kuantum yang terakhir, yaitu
bilangan kuantum spin(s) harus mempunyai nilai berbeda (+1/2 atau -1/2)
Dengan
kata lain, setiap orbital maksimal hanya dapat terisi 2 elektron dengan arah
spin berlawanan. Sebagai contoh, pengisian elektron pada orbital 1s digambarkan
sebagai berikut.
Mengapa
pada satu orbital hanya dapat ditempati maksimal oleh dua elektron? Karena jika
ada elektron ketiga, maka elektron tersebut pasti akan mempunyai spin yang sama
dengan salah satu elektron yang terdahulu dan itu akan melanggar asas larangan
Pauli dengan demikian tidak dibenarkan. Jumlah elektron maksimal untuk tiap
subkulit sama dengan dua kali dari jumlah orbitalnya.
- orbital s
maksimal 2 elektron,
- orbital p
maksimal 6 elektron,
- orbital d
maksimal 10 elektron, dan
- orbital f
maksimal 14 elektron