Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18)
dalam tabel periodik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat
stabil (sangat sukar bereaksi). Unsur pertama gas mulia yang ditemukan adalah
argon, yang ditemukan oleh seorang kimiawan inggris bernama Sir William Ramsey[1].Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas
mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi
elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia
dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang
sangat rendah (bertanda positif). Para ahli zaman dahulu yakin bahwa
unsur-unsur gas mulia benar-benar inert.
Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett,
seorang ahli kimia dari Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6.
Sejak itu, berbagai senyawa gas mulia berhasil dibuat.
Gas mulia adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak
reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan
dalam sektor perindustrian. Berikut adalah gas-gas mulia:
1.
Helium à ήλιος (ílios or helios)
= Matahari
2.
Neon à νέος (néos) = Baru
3.
Argon à αργός (argós) = Malas
4.
Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5.
Xenon à ξένος (xénos) = Asing
6.
Radon (pengecualian) diambil dari Radium
Sifat-Sifat Gas Mulia
Gas
mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah, oleh karena itu
di alam gas mulia berwujud gas. Gas mulia tidak berbau, tidak berwarna dan
tidak berasa.
Berdasarkan
jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling reaktif menangkap elektron. Namun,
pada kenyataannya golongan gas mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini
kebanyakan ditemukan sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi
elektronnya yang memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.
Kereaktifan
gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom. Bertambahnya
nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya tarik
inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan
diri dan ditangkap zat lain. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah
dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium,
neon, dan argon masih sangat stabil.
Menurut
percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat
bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang
ditemukan pertama kali adalah XePtF6.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa:
- Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke
bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron.
- Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil
karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah.
- Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil
sehingga hampir mendekati nol.
- Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus
dengan kenaikan massa atom.
- Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat
titik didih.